[BALI ESSENCE | PURA ULUWATU]
Pura Uluwatu
Badung, 10 Januari
2020
Siang itu langit Bali nampak sangat cerah,
kedatangan saya di pulau Dewata kali ini sepertinya disambut meriah oleh
pemandu wisata dari sebuah agensi yang sudah saya hubungi sebelumnya. Dengan sangat
ramah “bli Dian” menjemput saya di bandara Ngurah Rai dan membantu saya membawa
barang bawaan ke mobil untuk selanjutnya kita berangkat makan siang di Nasi
Ayam Bu Oki, sesampainya disana warung nasi makan yang terletak di tepi jalan Siligita
ini cukup ramai pengunjung, saya memesan nasi ayam lengkap dan es teh tawar,
satu porsi nasi yang disajikan cukup banyak dengan lauk sate lilit, telor bacem
pedas,ayam suwir balado, sambel matah, kacang merah, ayam pedas bumbu kuning
yang kaya rempah harga makanan disini standar berkisar Rp.25.000- Rp45.000.
Sumber : dokumentasi pribadi (2020)
Setelah kenyang mengisi perut, saya melanjutkan perjalanan
menuju Pura Uluwatu, setelah mencari tempat parkir saya masuk dengan biaya
tiket sebesar Rp 30.000 sebelum masuk kita wajib mengenakan semacam selendang
atau sarung sebagai tanda penghormatan kesucian pura dan sebagai etika
berkujung ke Pura Uluwatu. Pura Uluwatu ini masih digunakan untuk tempat
sembahyang bagi masyarakat Hindu,
sehingga tidak semua wilayah di Pura Uluwatu ini dapat dikunjungi oleh
wisatawan. Pura Uluwatu memiliki beberapa sub bagian wilayah tempat
peribadahan, tempat pertunjukan tari kecak, patung Danghyang Nirartha, Cliff
view south, Cliff view north dan Pelataran besar.
Sumber : dokumentasi pribadi (2020)
Pura Uluwatu ini berada di atas tebing yang
berbatasan langsung dengan samudra sehingga kita bisa langsung melihat
pemandangan laut lepas dengan ombak yang langsung menabrak tebing tersebut di
area Cliff view north atau Cliff view south. Area ini menjadi salah satu area
favorit untuk berfoto atau bahkan Prawedding.
Sumber :dokumentasi pribadi (2020)
Tidak hanya itu disisi lain Pura Uluwatu terdapat
sebuah Patung besar bernama Danghyang Nirartha, patung ini berdiri megah di
arah berlawanan dengan Pura Uluwatu dan dikelilingi tumbuh-tumbuhan yang cukup
rimbun, di bagian ini masih jarang ada pengunjung datang atau sekedar berfoto
dan di area ini masih banyak hewan-hewan liar seperti monyet, ular, kadal dan
lain sebagainya tetapi selama kita tidak mengganggu dulu hewan tersebut tidak
akan usil, kecuali monyet. Kata bli monyet disini sedikit jahil biasanya suka
mengambil kacamata atau topi pengunjung apabila kita tidak berhati-hati dan
jangan harap barang tersebut bisa kembali.
Sumber : dokumentasi pribadi (2020)
Selanjutnya di bagian tengah Pura Uluwatu ini
terdapat semacam pelataran yang cukup luas yang biasanya digunakan untuk para
wisatawan beristirahat setelah asik berkeliling Pura Uluwatu ini, di Pelataran
ini terdapat banyak sekali pohon kamboja besar yang cukup rindang dan membuat
suasana menjadi sejuk, di pelataran ini juga terdapat jalan tangga yang
menghubungkan ke tempat beribadah dan jalan menuju Cliff view. Area terakhir adalah
Tempat Pertunjukan tari Kecak, karena kebetulan waktu itu hari masih siang
sedangkan tari kecak di Pura Uluwatu di jadwalkan tampil pukul 17.00 saya tidak
bisa masuk ke area pertunjukkan, tari Kecak di Pura Uluwatu ini memiliki harga
tiket masuk berkisar Rp 150.000- Rp 200.000 tidak hanya menyuguhkan tari Kecak
saja tetapi kita juga bisa menikmati pemandangan “sunset” nan eksotis dari
salah satu tebing di Uluwatu.
Sumber : dokumentasi pribadi (2020)
Sekian cerita di Uluwatu, next masih cerita Bali. Terimakasih
Komentar
Posting Komentar